Jumat, 22 Mei 2015

Post Study - Reverse Culture

Sudah hampir enam bulan sudah saya kembali ke Indonesia. Tepatnya kembali ke Jakarta dengan segala kesibukan dan hiruk pikuknya.

Reverse culture shock. Ya, Reverse culture shock! Kata-kata itu dulu terdengar sepele di telinga saya. Itu seperti "Ah itu apaan sih, ngga penting.." atau "paling gitu-gitu ajah". But you know, ternyata itu berat bos. bikin stress berkepanjangan! dan capek banget. Tanpa disadari saya ini mengumpat tiada henti terhadap hal-hal yang seharusnya tidak terjadi (dan tidak biasa terjadi di Belanda). Hal-hal kecil menjadi hal yang bikin kesel banget. Misalnya liat orang buang sampah sembarangan, parkir sembarangan, angkot ngetem, nyetir lambat, motor ngawur, urusan sama tetangga, dll. Hal itu semua tanpa saya sadari bikin saya stress dan capek. Saya menggerutu tiap hari, terutama kalo nyetir mobil. Capek!

Reverse culture thing ini diperparah oleh keadaan politik negeri ini. Sayangnya saya kembali ketika rezim baru mulai memerintah. Kadang saya berharap saya ngga ngerti apa-apa daripada saya ngerti tapi bikin saya gedheg! Sayangnya saya sedikit banyak belajar tentang Governance, Policy and Political Economy yang which is bikin eneg ketika saya membaca berita di koran atau denger selentingan dari kawan atau senior tentang rezim sekarang.

Suatu saat, ketika sudah mulai meledak, beberapa kawan mengingatkan saya akan pentingnya "ketenangan". Terlalu banyak tahu dan terlalu banyak mendengar juga ngga terlalu bagus. Both buat kesehatan fisik maupun mental. Capek Bos! Lebih jauh temen temen saya sampai menyarankan membaca majalah Trub*s saja, instead of membaca majalah yang 'berat' seperti majalah Tem*o. Bloody!

But anyway, ada benernya juga. Ngga ada yang tanggung jawab sama kesehatan saya selain diri saya sendiri dan istri tentunya.

Kata orang, efek reverse ini bakal berakhir kira-kira selama 6 bulan. Lama ya. Mungkin bagi saya lebih lama soalnya ini udah 6 bulan dan masih aja sering bete kalo ngeliat sesuatu yang janggal.

But anyway saya udah mulai ngga peduli sama politik negeri ini. Sucks!

Saya lakukan apa yang saya bisa lewat kantor saya tercinta. No more 'What and Why" things but rather 'How To' things.. It might be better...

Kawasan Menteng di tengah hari yang panas.

Saya yang kecapekan setelah menempuh perjalanan panjang dalam waktu seminggu.

Tidak ada komentar: