Selasa, 11 Februari 2014

Perubahan

key
pic by me

Kalo mendengar kata "perubahan", yang saya inget ya pepatah yang sangat terkenal itu "..Ngga ada yang abadi, kecuali perubahan itu sendiri..". Dan saya pikir itu benar, dan hal tersebut benar benar terjadi di dalam hidup saya. Alkisah saya mempunyai beberapa orang, eh, bukan beberapa orang, tetapi sekumpulan kawan akrab semasa kuliah. Saya tidak berani mengganti term "kawan akrab" dengan "sahabat", karena bisa aja saya menganggap mereka sahabat, tapi mereka belum tentu menganggap saya sebagai sahabat mereka. Tiga tahun belakangan ini, saya sadar, saya merasa semakin jauh dari mereka. Jujur saja, kehadiran mereka membawa perubahan di dalam cara saya memandang kehidupan saya waktu kuliah. Agak sedih sih sebenernya. Sebagian dari mereka memutuskan diri menghilang. Entah menghilang atau bersembunyi dari saya. Sebagian lagi sibuk atau menyibukkan diri. Mungkin hampir semua dari mereka udah engga nyambung kalo ngobrol. Serius.
Saya tidak tahu apa yang terjadi, satu hal yang menjelaskan semua ini adalah perubahan itu sendiri. Semua hal berubah, entah ke arah yang benar atau tidak itu relatif. Tapi itu bukan urusan saya. Mungkin yang terjadi adalah dulu ketika kami masih sering bercengkerama dan ngobrol bersama, saya masih di di versi 1.0. Sedangkan software saya sekarang sudah menjadi 3.0. Atau SEBALIKNYA! Saya yang masih di versi 1.0, dan kawan-kawan sudah menjadi versi 3.0. Ah, entahlah...
Terus terang saya sedih. But life goes on. Kata temen "..ngga usah lebay..".
Lagian KUNCI dalam hubungan apapun itu adalah harus dua arah, timbal balik. Kalo satu arah sama aja ngomong sama tembok. Semakin lama saya semakin males memulai duluan, lagipula reaksi yang saya dapat bukanlah reaksi positif dari mereka.
But anyway, good or bad, saya masih menganggap mereka kawan... Kawan akrab... Kawan akrab yang berjasa merubah cara saya memandang hidup..

Dorus Rijkersplein 27, Den Haag, 11 February 2014


Saya dan sebungkus Doritos rasa keju


Rabu, 08 Januari 2014

Diingatkan Kembali

"...mencari..."
pic by me

Jumat, selepas beribadah, saya disempatkan makan bareng bersama kolega satu kampus di Belanda. Saya mengiyakan ajakannya, karena saya ingin melepas penat dan nongkrong sambil makan masakan tradisional Indonesia di Den Haag. Ya, masakan yang di Indonesia adalah masakan rumahan dan masakan pinggiran, ketika di Belanda menjadi masakan yang mewah. Kebalikannya, fast food seperti burger, pizza, dan semacamnya disini menjadi makanan kelas dua. Setelah kami sampai di tempat makan, kami lalu ngobrol banyak seputar kehidupan kampus. Lalu saya bercerita dengan kawan saya tersebut, bahwa saya sedang homesick berat. Saya sedang kangen Indonesia sekali, seperti di post saya sebelumnya. Seketika itu teman saya menimpali dengan kalimat yang membuat saya berfikir, "berarti kamu mempunyai hidup yang bahagia di Indonesia..". Saya tertegun. Diam. Saya pikir benar juga apa yang dikatakan kawan saya, jika kamu kangen hidup di Indonesia, berarti kehidupan saya di Indonesia itu menyenangkan. Seketika itu saya mengucap syukur. Saya masih diingatkan untuk bersyukur. Memang benar kata pepatah, "kamu ngga akan pernah mengerti kata bersyukur, sampai kamu kehilangan..".


Den Haag, beberapa jam setelah ujian term 1b.


Saya yang merindukan hidup yang indah di Indonesia.


Sabtu, 04 Januari 2014

Lontara at KBRI Den Haag

Lontara..
Ya, Lontara...
Pertama kali saya bingung ketika mendengar nama itu. Saat itu ada semacam pertunjukan yang dihelat di KBRI di Den Haag. Saya dan istri memang penasaran dan bermaksud datang untuk melihat.

Ternyata Lontara itu kepanjangan dari La Galigo for Nusantara. La Galigo sendiri adalah naskah epic terpanjang di dunia yang berasal dari Sulawesi. Kabarnya lebih panjang daripada Negarakertagama atau Mahabarata. Yah kalian bisa browsing lah.

Yang jelas saya salut sama mereka. Sekumpulan anak muda yang berasal dari berbagai Universitas, berkumpul karena mereka tergerak untuk mempromosikan budaya tradisional Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri. Bravo. Semoga sukses untuk Lontara.

Ini sebagian dari foto pertunjukan malam itu. Walaupun agak grainy dan underexposure, tapi lumayan lah.