Kamis, 04 Agustus 2011

Sebuah perenungan..

Sebuah perenungan yang semoga tidak percuma adanya.

Malam itu saya merenungi sebuah perkataan dan pernyataan. Saya tiba-tiba merasa bersalah atas semua (ujian) yang terjadi dengan saya dan orang-orang terdekat saya. Semua masalah yang terjadi ini ngga perlu dijabarin satu persatu, banyak sih. Semua ini terjadi (katanya) gara-gara saya kurang tekun dalam beribadah. Sakit sih dengernya. Sakit sekali. Mungkin benar adanya, mungkin saja. Wallahualam bisshawab. Cuma Gusti Allah yang tahu. Ngga ada manusia yang tahu, sekalipun Ulama paling beriman di dunia ini.

Yang saya tahu cuma satu, manusia harus berusaha dan berserah diri. Ikhtiar dan tawakal. Ikhtiar itu WAJIB, sedangkan berserah diri itu PASTI. kalo masalah tawakal, ngga usah ditanya ya, ngga usah diomongin juga udah pasti berserah diri, kita ini kan semua hamba-Nya. kalo untuk urusan ikhtiar, saya sendiri sudah merasa berusaha secara maksimal mengatasi masalah ini satu per satu, walaupun itu dengan cara saya sendiri, dan atas konsultasi dan restu orang tua. Semua cara (yang benar, setidaknya menurut saya) sudah saya jalani. Saya sudah melakukan ini itu. Saya berusaha maksimal, kadang saya mencoba di luar batas kemampuan saya (walaupun banyak orang bilang batasnya itu hanya langit).

But i'll do my best buat mengatasi masalah ini...
Toh saya juga ngga lari dari semua masalah ini, semua tetap saya hadapi.

Dan kalau pada akhirnya saya disalahkan (atau merasa salah) atas semua masalah yang terjadi akibat saya kurang tekun beribadah, saya cuma ingin minta maaf.. ^_^

Mungkin saya emang banyak dosanya dan ngga tekun beribadah...
Ngga kaya orang lain yang sering ke masjid.
Tapi saya juga percaya satu hal, Kiai yang paling beriman sekalipun, PASTI juga punya masalah, banyak masalah dan itu bukan karena sering atau tidaknya dia ke masjid, bukan karena seberapa tinggi imannya, dan bukan karena derajat agamanya lebih tinggi daripada orang yang biasa saja seperti saya. Tapi karena manusia itu sedang menjalani kehidupan. Dan saya kembali pada sebuah kalimat retorik yang mungkin semua orang tahu akan kalimat ini.

"Semua orang punya masalahnya sendiri-sendiri"

Sampai sekarang saya masih berusaha memecahkan satu per satu masalah itu, dengan segenap tenaga saya. Saya berusaha maksimal memberikan yang terbaik bagi orang yang saya sayangi. Dan saya butuh dukungan dari orang-orang terdekat saya.



Jakarta, 04/08/2011


Saya yang sedang diam
memikirkan semua yang terjadi
di hidup kami